Home / Tanjungpinang / Wawasan dan Keterbukaan Melayu Memilih Soerya-Iman

Wawasan dan Keterbukaan Melayu Memilih Soerya-Iman

Tanjungpinang,- Ketua Relawan Rumpun Melayu Sinergi, Rasyid Tab sepakat dengan pandangan salah seorang keturunan Raja Riau-Lingga, budayawan Melayu asal Penyengat, Raja Malik terkait pasangan Soerya-Iman yang juga merupakan pilihannya bersama timnya.

Ketua Majelis Rakyat Kepri ini menilai, pasangan Soerya – Iman menjadi harapan baru, motor penggerak menjulang kegemilangan budaya Melayu. Rasyid yakin, kejayaan tamaddun Melayu akan mencapai puncaknya dibawah kepemimpinan Soerya – Iman. Banyak harapan digantungkan masyarakat, dan hendak diwujudkan pasangan No Urut 1 ini.

“Dalam setiap silaturahmi ke masyarakat, ada kesepahaman yang dapat disimpulkan bahwa memilih pemimpin semestinya menggunakan pemikiran terbuka. Melihat komitmen dan harapan kedepan tanpa meninggalkan jejak sejarah. Masyarakat tidak minta sesuatu yang berlebihan. Intinya adalah pemimpin yang jujur, berwibawa, adil, mengayomi, dan memikirkan kesejahteraan rakyat,” ungkap Rasyid.

Pasangan Soerya – Iman, menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Kepri ini. Memiliki visi misi yang jelas arahnya untuk membawa Provinsi Kepri terhadap kemajuan budaya Melayu. Latar belakang Soerya Respationo yang berdarah Jawa, sudah banyak memberikan sumbangsih tenaga dan pikiran, dalam pembangunan Kepri sampai hari ini.

Demikian juga yang dilakukan Relawan Rumpun Melayu Sinergi di tengah masyarakat, membangun kebersamaan dan menghindari perdebatan dalam memilih dan menentukan pemimpin. Menghindari konflik Suku, Agama dan Ras (SARA). Pemantauan Rasyid terkait suhu politik di Kepri, dirinya terkadang mendapati, ada oknum atau kelompok tertentu yang berupaya membuat isu berbau SARA, namun masyarakat Kepri adalah masyarakat yang cerdas dan tidak memakan isu, terlebih bersifat negatif atau kotor.

Rasyid juga mengutip pandangan seorang budayawan Melayu terkemuka, Tenas Effendy.

“Melayu itu adalah masyarakat yang terbuka. Tak terkecuali dalam memilih dan menentukan pemimpin. Manifestasi dari keterbukaan itu, di antaranya terlihat dari bukti sejarah bahwa sejumlah pemimpin (raja-raja dan pembesar negeri Melayu) asal-usulnya ‘bukan Melayu’ dalam pengertian etnik,” ujar Rasyid.

Dirinya menguraikan hakekat keterbukaan merupakan salah satu sikap yang menyebabkan Melayu dan ke Melayuan berkembang dinamis dan luas, baik dalam kesejarahan maupun kemajuan.

Lanjut Rasyid. Kebesaran Melayu terletak pada kemampuan orang dan masyarakat dalam membuka diri, meluaskan wawasan. Bukan menjauh dan mengasingkan diri. Ianya harus masuk dan menyelam ke dalamnya, lalu mengisinya dengan roh dan warna Melayu.

“Masyarakat Melayu sejak dahulu telah diceritakan sebagai orang yang terbuka dan mudah membuka diri terhadap potensi kemajuan. Bahkan, kegemilangan alam Melayu sejatinya
terjadi ketika masa-masa pertautan budaya berlangsung dari berbagai belahan dunia sehingga menimbulkan peradaban yang tinggi,” jelasnya.

Rasyid mengimbau, semua pihak hendaknya dapat menjaga kondusifitas Kepri baik menjelang Pilkada maupun sesudahnya. Jangan memprovokasi, hindari cara-cara tidak baik dalam berkampanye, jangan memaksa kehendak dan kepentingan suatu golongan. Kedepankan sopan santun karena bumi Melayu telah mengajarkan banyak hal tentang itu.

“Menjadi harapan kita semua, proses pesta demokrasi memilih pemimpin di tanah Melayu ini benar-benar menghasilkan apa yang dibutuhkan, sehingga kegemilangan Kepri dari segala aspek bukan sebatas cita-cita,” tutupnya.(R/E)

Tinggalkan Balasan