Home / Tanjungpinang / Analisa Tokoh Visioner Tentang Gambaran Kejayaan Tammadun Melayu

Analisa Tokoh Visioner Tentang Gambaran Kejayaan Tammadun Melayu

TANJUNGPINANG — Dari tiga pasangan calon Gubernur Kepri, pasangan Soerya Respationo – Iman Sutiawan diyakini berkomitmen kuat terhadap pengembangan Budaya Melayu menuju puncak kejayaan tamaddun Melayu.

Keyakinan ini diungkapkan oleh tokoh Visioner Melayu, Raja Malik Hafrizal yang termasuk salah satu keluarga keturunan Raja Riau-Lingga dan merupakan seorang budayawan Melayu asal Penyengat.

Berbagai penilaian telah dilakukannya terhadap dari karakter pasangan calon dan demi kepentingan terwujudnya puncak kejayaan pembangunan budaya melayu, dirinya melihat kemampuan seorang pemimpin di dalam diri Soerya Respationo saat berkunjung ke Pulau Penyengat dan ketika silaturahmi
ke kediamannya.

“Soerya Respationo komit menjadikan Budaya Melayu sebagai Payung Negeri. Salah satu janjinya memasukkan adat istiadat dan Budaya Melayu dalam kurikulum untuk diajarkan di
sekolah. Akan membangun kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) saat terpilih menjadi gubernur, serta menambah anggaran di bidang kebudayaan supaya lebih fokus menggali dan merawat khazanah,” ungkap tokoh penerima Anugerah Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2005 ini.

Kuatnya keyakinan Malik terhadap karakter kepemimpinan Soerya Respationo, menurutnya Soerya akan menjadi Gubernur Kepri yang berpegang teguh merealisasikan program dan janjinya. Alasan Malik, sebab dirinya mengenal Soerya Respationo sebagai orang yang memegang teguh sikap ‘satunya kata dan perbuatan’.

“Komitmennya sudah terbukti,” tegas Malik.

Lanjut Malik mengungkapkan di masa Soerya Respationo menjabat sebagai Wakil Gubernur Kepri, saat itu Dinas Kebudayaan di pisah dari Dinas Pariwisata. Pemisahan itu dilakukan Soerya dengan mengadopsi Jogja dan Bali yang terkenal konsisten menjaga budaya. Malik menilai bahwa Soerya Respationo saat itu sangat menyadari
bahwa pondasi Kepri adalah kebudayaan sehingga mutlak harus diurus secara khusus.

“Di masanya kelak, Soerya berkomitmen membangun balai adat di setiap kecamatan. Balai adat untuk semua masyarakat dinaungi budaya Melayu sebagai payungnya,” terang Malik.

Alasanmya mengatakan bahwa kejayaan Tamaddun Melayu lebih terkonsep bersama Soerya Respationo dan Iman Sutiawan, salah satunya juga terkait falsafah yang di junjung tinggi oleh Soerya Respationo tentang “Di mana bumi dipijak Di situ langit dijunjung.”

Malik juga menceritakan masa – masa pemimpin terdahulu yang lebih menghargai dan melestarikan kebudayaan melayu melalui kebijakan kebijakan yang dikenang hingga kini.

“Seperti halnya dahulu Pak Soeripto, Gubernur Riau membangun Balai Maklumat Pulau Penyengat untuk melestarikan naskah-naskah kuno Riau sebagai bukti tajamnya pena para
cendekiawan Melayu. Lalu pada masa kepemimpinan Pak Murwanto, Bupati Kepulauan Riau yang notabene orang Jawa, terjadi revitalisasi besar-besaran terhadap peninggalan sejarah, terutama di Pulau Penyengat. Juga Daeng Marewah yang bergelar Kelana Jaya Putra, beliau berasal dari suku Bugis Sulawesi. Ini membuktikan kalangan pendatang justru lebih berpotensi memajukan negeri ini,” katanya.(EEMM)

Tinggalkan Balasan