suarabirokrasi.com,Anambas – Sudah 10 tahun Gedung SMPN 5 Satap Harung Hijau di Kabupaten Kepulauan Anambas sudah berusia 10 tahun sejak selesai dibangun akhir tahun 2014, menggunakan dana hibah kemitraan Australia – Indonesia, dalam program pengembangan sekolah satu atap berbasis partisipasi masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp.1.325.363.000.
Saat ini SMPN 5 Satap Arung Hijau telah memiliki 11 guru dan 5 orang staf serta 100 orang siswa. Sekolah ini telah berkontribusi mencerdaskan kehidupan masyarakat Harung Hijau.
Kini kondisi bangunan memprihatinkan dan perlu perawatan. Lantai di ruang majelis guru diketahui sejak lama terlihat retak dan mulai amblas pada pukul 09.00 pagi, Selasa (01/10/2024), saat sedang berlangsung jam belajar mengajar.
“Awal mula anjloknya tanah ruang majelis guru saat sedang melakukan aktivitas biasa, kemudian dipojok sudut ruangan ada guru yang sedang melakukan aktivitas belajar, karena mereka disana kelihatan menumpuk pada satu titik disudut pojok ruangan itu dan dirasakan mereka tanahnya bergerak.”Terang Kepala SMPN 5 Harung Hijau Diah Martianti.
Lanjut Diah. Saat diketahui tanahnya bergerak terdengar bunyi patahan pecahan keramik lantai. Sehingga guru dan murid menjauhi area lantai yang amblas dan terlihat lobang di lantai.
Kasi Kelembagaan dan Sapras disdik Anambas, Khalid Sulthon pada saat kejadian sedang berada di sekolah tersebut, dan mengetahui terkait ruangan majelis guru yang tanahnya amblas.
“Dinas memang sudah mengetahui kondisi sebelum ini, tapi kondisinya tidak seperti sekarang ini dengan tanah yang amblas berlobang dan kondisi tanah menurun dan ditandai adanya patahan keramik.”ungkapnya.
Menurut Khalid Sulthon, pihak Disdik Kepulauan Anambas telah membuat perencanaan anggaran untuk pembuatan Detail Engineering Design (DED) menggunakan dana APBD P tahun 2024.
“Untuk pekerjaannya akan dilaksanakan menggunakan anggaran APBD tahun 2025.”jelasnya
Untuk diketahui bersama dulunya tanah bangunan ini adalah tempat lalunya air mungkin karna penyebab itu maka tanahnya sikit demi sikit terkikis dibawa air. Ungkap Khalid Sulthon.
Dengan kejadian ini tidak sampai memakan korban jiwa hanya terdapat kerusakan patahan tanah dan keramik yang rusak dan terdapat lobang ditengahnya.(Agus)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.