Site icon Suara Birokrasi

Mari Berwisata ke Pulau Penyengat “Pusat Peradaban Melayu”

Suarabirokrasi.com,-Tanjungpinang,- Tahukah anda bahwa Kepulauan Riau memiliki segudang tempat – tempat wisata yang layak dikunjungi baik sekedar untuk menikmati kenyamanan dan keindahan alamnya maupun memperdalam kepercayaan dan kebudayaan yang diakui oleh masyarakat lokal, nasional maupun dunia.

Foto udara : Pulau Penyengat

Salah satunya Pulau Penyengat. Sebuah pulau dengan luas tidak lebih dari dua kilometer persegi. Pulau yang terletak di Kota Tanjungpinang yang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki kekayaan sejarah yang diakui oleh dunia international.

Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional pada tahun 2018 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dalam lembar Keputusan Menteri No.112/M/2018. Pulau Penyengat juga menjadi perhatian dunia sebagai titik nadir peradaban budaya dan bahasa melayu yang kini menjadi bahasa resmi bangsa Indonesia.

Bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, dapat menyaksikan situs-situs sejarah kerajaan melayu yang sebagian masih utuh terjaga dan arsip-arsip sastra melayu yang dikenal dengan Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, seorang tokoh sejarah dari kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang juga jadi leluhur masyarakat Penyengat.

Menurut literasi sejarah. Pulau Penyengat merupakan tempat pertahanan Raja Kecil melawan serangan Tengku Sulaiman dari Hulu Riau pada tahun 1719. Kemudian, sejumlah benteng pertahanan dibangun pada 1782-1784 untuk menghadapi perang melawan Belanda.

Di Pulau ini juga berdiri sebuah bangunan Masjid bernama Masjid Sultan Riau berwarna kuning dengan aksen hijau. Masjid ini berdiri sejak 1832. Konon, masjid tersebut dibangun dengan campuran putih telur.

Masjid Sultan Riau

Di dinding dalam masjid juga terdapat tulisan ayat-ayat Al Quran yang ditulis tangan oleh para leluhur di pulau penyengat pada abad ke-18.

Peninggalan lainnya berupa situs Komplek Makam Raja Abdurrahman atau dikenal Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman dan disekitarnya terdapat makam lain yang terdiri dari anggota keluarga hingga penasihat kerajaan pada masa kejayaan itu.

Selain itu, terdapat pula makam Pahlawan Nasional asal Kepulauan Riau, yakni Makam Raja Ali Haji, dikenal atas karya sastranya. Gurindam dua belas hingga kini melekat pada budaya melayu di Riau.

Komplek Makam Raja Ali Haji

Bangunan lainnya berupa istana kantor. Bangunan ini dulunya merupakan istana tempat tinggal Raja Ali (1844-1857). Istana ini juga kerap disebut Marhum Kantor. Luas istana kantor beserta halamannya sekitar satu hektar.

Peninggalan lainnya yakni Gedung Mesiu. Sebuah bangunan berdinding tebal dan berwarna kuning kusam, berkubah dan bertingkat di atasnya. Menjadi bukti silam di pulau ini pernah menjadi benteng pertanahan pada masa kolonial Belanda.

Gudang Mesiu

Nah. Bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke Pulau Penyengat. Sangat Mudah !

Kota Tanjungpinang merupakan Kota berpenduduk tanah terlebih bagi pendatang.

Dari Bandara Raja Haji Fisabillilah menuju pelabuhan penyeberangan di Kota Tua Tanjungpinang hanya berjarak kurang lebih 12 KM. Sedangkan dari Pelabuhan Sri Bintan Pura hanya sejauh ratusan meter dan cukup berjalan kaki menuju pelabuhan penyeberangan.

Menyeberang ke Pulau Penyengat bisa dijangkau dengan menumpangi kapal mesin selama 10 hingga 15 menit dengan ongkos dibawah Rp 10.000 per orang.

Setibanya di dermaga Pulau Penyengat, para pengunjung dapat mengelilingi Pulau dengan berjalan kaki ataupun menggunakan sepeda dan becak.

Selamat Datang ke Pulau Penyengat. Ke Pusat Peradaban Melayu !

Advertorial
Didukung oleh : Dispar Kepri

Exit mobile version