“Namun demikian empat kandidat calon Kapolri lainnya yang nama-namanya santer beredar di masyarakat adalah juga merupakan kader terbaik Polri meskipun tidak ditunjuk presiden,” ujar Hoky

Jakarta, Pengusulan Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo mendapat atensi dari organisasi Pers di Indonesia. Satu satunya dari Serikat Pers Republik Indonesia.
Ketua Bidang OKK DPP SPRI Soegiharto Santoso mengungkapkan, keputusan penunjukan Kabareskrim Polri, Komjen Listyo sebagai calon tunggal Kapolri, yang saat ini sudah diproses oleh Mensesneg Pratikno ke pimpinan DPR di Gedung Nusantara III, merupakan kebijakan yang sangat tepat, ditinjau dari prestasi yang dicapainya sangat membanggakan.
“Namun demikian empat kandidat calon Kapolri lainnya yang nama-namanya santer beredar di masyarakat adalah juga merupakan kader terbaik Polri meskipun tidak ditunjuk presiden,” ujar Hoky sapaan akrabnya, kepada Media, Rabu, (13/01/2021) di Jakarta.
Hoky yang menjabat Pemimpin Umum BISKOM sekaligus Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Info Breaking News dan Wakil Pemimpin Umum Jurnal123.com, meyakini Komjen Listyo memenuhi kriteria ideal dan mumpuni serta memiliki rekam jejak yang mentereng. Dirinya berpendapat, jika Komjen Listyo resmi terpilih sebagai Kapolri yang baru, itu adalah pilihan yang terbaik.
“Presiden Jokowi dan pak Listyo sudah memiliki chemistry yang baik dalam penegakan hukum dan perlindungan masyarakat, ketika Pak Jokowi menjabat Walikota Solo dan Pak Listyo menjabat Kapolres Solo pada tahun 2011. Pak Listyo juga pernah menjadi ajudan Pak Jokowi selama dua tahun sejak periode pertama menjabat presiden,” paparnya.
Harapannya kepada Kapolri baru nanti, mampu melanjutkan ketegasan sikap yang ditunjukan oleh Kapolri sebelumnya.
“Artinya, masyarakat Indonesia melihat itu dan sangat mendukung tugas-tugas Polri dalam menindak tegas pelaku kejahatan, termasuk menertibkan oknum polisi yang bertindak tidak professional atau melanggar aturan,”imbuhnya.
Mengenai kondisi Polri saat ini. Hoky berpandangan, masih ada di tubuh Polri, oknum-oknum ‘nakal’ yang terlibat dugaan praktek rekayasa hukum. Dirinya mencontohkan, pengalamannya saat dikriminalisasi menjadi tahanan selama 43 hari di Rutan Bantul. Ketika itu, dirinya harus berjuang ke meja hijau pengadilan di PN Bantul, hingga ke tingkat Mahkamah Agung (MA).
“Dan saya akhirnya divonis tidak bersalah dan telah berkekuatan hukum tetap (inchraat). Artinya kasus yang saya alami murni kriminalisasi oleh oknum senior di APKOMINDO yang bekerja sama dengan oknum yang menggunakan institusi kepolisian dan oknum yang menggunakan institusi kejaksaan. Hal seperti ini yang harus dihindari oleh Kapolri yang baru,” ungkapnya.
Sebagai insan pers yang sering memberitakan hal-hal terkait persoalan hukum, Hoky berharap, masyarakat tidak perlu takut berhadapan dengan masalah hukum dan harus mentaati hukum.
“Namun yang terpenting adalah taat hukum sebagai masyarakat yang baik. Sebab Indonesia adalah negara hukum. Jadi kita ikuti saja aturan hukum yang berlaku di negara ini. Kalau ada tindakan-tindakan kekecewaan, maka sebaiknya jangan melakukan tindak anarkis. Pasalnya, hal itu pasti merugikan diri kita sendiri dan juga merugikan orang lain di sekitar kita. Jadi hal-hal seperti itu harus dipahami sungguh-sungguh,” urainya.
Melihat tack record calon tunggal Kapolri, beliau sempat berhasil menangkap tersangka kasus Cassie Bank Bali Djoko SugiartoTjandra dan memimpin langsung penjemputannya dari Malaysia ke Indonesia.
“Hal itu merupakan sebuah prestasi yang diperhitungkan oleh Prediden Jokowi. Pasalnya, kasus Djoko Tjandra ini kabur dari Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1999 dan berhasil dibongkar. Bahkan oknum perwira tinggi Polri yang ikut terlibat dalam kasus Djoko Tjandra pun diproses secara hukum dan hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Itu juga pasti akan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia,” tandasnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.