
Lingga – Sebagian penduduk wilayah di Kabupaten Lingga bermata pencaharian sebagai petani, dengan keberagaman tanaman tani yang dikelola oleh masyarakat.
Polemik yang dialami para petani di Lingga, salah satunya terkait ketersediaan pupuk subsidi dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pertanian di Lingga. Hal ini diungkapkan salah seorang petani saat bertemu bicara bersama calon gubernur Kepri nomor urut 1, Soerya Respationo.
“Saya ini seorang petani pak. Sebagaimana diketahui, Pemerintah Pusat itu sudah menggelontorkan dana begitu banyak untuk membantu para petani. Tapi, khusus di Dabo, Kabupaten Lingga ini para petani belum pernah menikmati,” terang seorang warga saat berdialog di aula One Hotel, Dabo, Kabupaten Lingga, Kamis (5/11/2020) malam.
Lanjut petani ini menjelaskan. Pupuk urea di tempat lain harganya dikisaran Rp 180 ribu sampai Rp 200 ribu untuk 50 kilogram (Kg) nya. Akan tetapi di Lingga, harganya bisa sampai perkilonya Rp 80 ribu. Kalau 50 kg sudah Rp400 ribu. Sehingga terjadi kenaikkan harga yang tinggi dan meningkatkan biaya produksi para petani.
“Jadi, kami para petani di Dabo sangat mengharapkan bisa menikmati subsidi yang digelontorkan oleh pemerintah supaya sampai kepada para petani di desa Pak,” keluhnya.
Selain itu, terkait program bantuan dari pemerintah untuk petani, penyerahannya ke kelompok tani. Sementara petani yang sebenarnya tidak pernah mendapatkan bantuan.
“Untuk itu, kami menaruh harapan besar jika nanti Bapak Soerya Respationo nanti terpilih, kami sangat berharap para petani di Lingga bisa mendapatkan dan menikmati apa yang dikucurkan oleh Pemerintah. begitu juga dengan permasalahan pupuk,” jelasnya.
Menanggapi itu, Soerya Respationo berterima kasih atas penyampaian keluhan, masukan dan harapan kepadanya. Dirinya mengakui bahwa campur tangan pemerintah daerah sangat penting untuk memberikan kepastian program dan perlindungan terhadap keberlangsungan aktifitas para petani.
Menurutnya, kesenjangan harga pupuk salah satunya disebabkan jangkauan transportasi. Dirinya mengibaratkan kesenjangan harga BBM di Papua yang lebih mahal dibandingkan daerah lain.
Demikian juga dengan bermunculannya kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang dibentuk oleh oknum warga hanya untuk merampas hak para petani yang selayaknya untuk menerima bantuan. Masalah ini akan diberantasnya dan tidak boleh terjadi di masa Kepri dipimpin oleh Soerya-Iman, sesuai amanah yang diberikan masyarakat.
“Untuk itu, atas amanah masyarakat ke saya. Akan saya benahi semuanya hingga ke akar-akarnya,” jelasnya. (Iman/EEMM)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.