Home / Nasional / Bahtiar Lobi Dubes, Buka Akses Malaysia-Kepri

Bahtiar Lobi Dubes, Buka Akses Malaysia-Kepri

Kepulauan Riau,- Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharudin melobi Diskresi Kedutaan Besar (Dubes) Malaysia Datuk Zainal Abu Bakar di Jakarta, Senin (2/10), agar akses antara Malaysia dengan Provinsi Kepri yang tertutup akibat Pandemi Covid-19, segera dibuka.

“Provinsi Kepri berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, disebabkan pandemi Covid-19 hubungan sosial dan budaya negara menjadi terganggu,” ujar Bahtiar Baharuddin.

Dijelaskannya, Provinsi Kepri dan Malaysia masih serumpun, memiliki hubungan kekerabatan pertalian darah. Tutupnya akses antar negara, menyebabkan hubungan keluarga menjadi terkendala. Hal itu disampaikan Bahtiar, senin (02/11/2020) di fasilitasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta.

“Bagaimana kedepannya perlu perhatian dari Pemerintah Negara Malaysia, karena pandemi ini menyebabkan sosial budaya menjadi terputus,” jelasnya.

Kepulauan Riau, Johor dan Singapura merupakan kawasan yang berbatasan langsung dan saling interaksi secara ekonomi, sosial dan budaya, meski beda pulau dan negara. Saat itu, lanjut Bahtiar mengibaratkan depok wilayah Prov Jabar, Tangerang Selatan Wilayah Prov Banten dan Jaksel Wilayah Prov DKI. Menurutnya, ketiga daerah tersebut akan sangat bermasalah jika ditutup aksesnya.

Lanjut Bahtiar memaparkan, banyak masyarakat Kepri yang memiliki keluarga di Johor Bahru, Malaysia. Kebiasaan pergi pagi pulang sore dalam kepentingan berobat, bekerja dan sekolah ke Johor Bahru. Kegiatan itu menurutnya mendongkrak aktifitas dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang Kepri ke Johor Bahru.

Keterhubungan ini, lanjut Bahtiar, sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Di masa Kerajaan Johor di pimpin Sultan disebut Yang di Pertuan Besar (semacam Presiden, konteks) sedangkan Yang Dipertuan Muda (semacam Perdana Menteri, dalam konteks sekarang bekedudukan di Istana Kota Piring di Hulu Sungai Cerang dan Istana di Pulau Penyengat.

“Dari Yang DiPertuan Muda Pertama Daeng Marewa 1721-1728, Yang Dipertuan Muda II Daeng Chelak 1728 – 1745, Yang Dipertuan Muda III Daeng Kamboja 1745 – 1777, Yang Dipertuan Muda IV Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda V Raja Ali Haji dan seterusnya.” papar Bahtiar.

Dari adanya hubungan sosial budaya yang sudah berlangsung selama berabad-abad, saat ini terhenti sejak delapan bulan. Kondisi ini menyebabkan, bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi interaksi sosial budaya juga menjadi sangat terganggu.

“Maka dari itu, kepada Pak Dubes Malaysia, Datuk Zainal Abu Bakar kami sampaikan aspirasi masyarakat Kepulauan Riau. Kita berharap ada diskresi atau pengecualiaan untuk membuka daerah perbatasan (Malaysia-Kepri), tentunya dengan protokol kesehatan Covid-19 yang disepakati,” harap Bahtiar.

Pada kesempatan itu, Bahtiar berupaya mengundang secara khusus Dubes Malaysia di Indonesia dan Pejabat Kemenlu RI untuk bertandang ke Kepri.

“Apabila diperlukan bisa turun bersama dengan Satgas Covid-19 tingkat pusat ke Kepri. Sehingga bisa mendengarkan aspirasi masyarakat Kepri secara langsung,” tutup Bahtiar.

Terkait perihal itu, Direktur Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Deni Abdi mengatakan, selama ini hubungan bilateral kedua negara (Indonesia-Malaysia) diwakili oleh Kemenlu. Wilayah yang berdekatan dengan satu sama lain adalah Provinsi Kepri dan Johor Bahru. Maka dari itu, pihaknya mengajak Dubes Malaysia untuk mendengarkan aspirasi dari Pemerintah Provinsi Kepri.

“Kita bersilaturahmi untuk saling bertukar pikiran, karena memang Provinsi Kepri berbatasan dengan Johor Bahru, Malaysia,” ujar Deni menambahkan.

Sementara itu, Dubes Malaysia untuk Indonesia, Datuk Zainal Abu Bakar mengapresiasi Pjs. Gubernur Kepri yang sudah menyampaikan aspirasi masyarakat Kepri. Baginya ini satu maklumat atau informasi yang sangat baik untuk merapatkan hubungan Provinsi Kepri dengan Malaysia.

“Bagaimana kita mengatasi masalah covid-19, tetapi juga memenuhi kebutuhan dan kepentingan rakyat kedua negara. Dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 juga dirasakan Provinsi di Malaysia (Johor Bahru) dan Provinsi Kepri,” ujarnya.

Menurutnya, perlu kebersamaan untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi masalah ini. Merespon permohonan Pjs Gubernur Kepri, ia dan rekan-rekan kedutaan akan melihat sendiri situasi di Kepri untuk berbincang dengan pihak-pihak tertentu.

“Kita berharap dapat membawa solusi-solusi tertentu. Sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dipenuhi, dan penyebaran Covid-19 sama-sama bisa kita atasi dan kendalikan.” tegasnya.(Hmskepri)