Kepulauan Riau,- Sosok pemimpin pasangan nomor urut 1 (satu) Dr. H. M. Soerya Respationo SH. MH. Meski diterpa isu negatif, dirinya tetap optimis bahwa masyarakat Muslim di Kepri adalah Muslim Soleh yang tidak mengambil isu sebagai bahan penilai terhadap seorang pemimpin.
Demikian juga bagi kalangan yang mengenal Soerya Respationo, baik dalam hubungan kerja, organisasi, lingkungan dan persaudaraan, serta hubungan lainnya. Isu yang meragukan ke-Islam an Soerya Respationo dinilai penyebaran fitnah di saat Pilkada.
Sosok Soerya Respationo, menurut pandangan ustad Erwin Abu Ghaza. Muhammad Soerya Respationo merupakan seorang muslim yang muslih karena senantiasa berusaha memperbaiki diri dengan bimbingan para kyai dan asatidz.
Ustad Erwin menjelaskan bahwa seorang muslim tidak hanya harus soleh, tetapi juga muslih. Sholeh, diartikan dalam kategori muslim yang baik. Muslim yang taat dan bersungguh – sungguh menjalankan ibadah. Sedangkan muslih adalah mampu memperbaiki diri sendiri dan orang lain.
“Ini dimaknai, bahwa ‘sholeh’ adalah kualitas kebaikannya hanya untuk diri sendiri, sedangkan ‘muslih’ kualitas kebaikannya bisa atau mampu merambah dan menjadi petunjuk bagi orang lain, masyarakat sekitar. Romo Suryo saya lihat terus berusaha memperbaiki diri, ahli keluarganya dan memperbaiki lingkungannya,” jelas Abu Ghaza, Kamis (29/10).
Alasan Ustad Erwin Abu Ghaza menilai demikian, dirinya melihat berbagai upaya Soerya Respationo untuk memperbaiki lingkungannya, dan termasuk saat ini, Soerya Respationo juga berupaya untuk memperbaiki lingkungan dan sistem yang lebih luas di Propinsi Kepri.
“Dalam kontestasi pilgub Kepri pada 9 desember 2020 mendatang beliau ingin memperbaiki kondisi Kepri menjadi lebih baik dan meningkat disegala bidang,” ujar Abu Ghaza.
Selain itu, rutinitas Soerya Respationo bersama para ulama, mendukung Syiar Islam dan agenda rutin lainnya.
“Pak Soerya Respationo yang saya kenal, selalu berkumpul bersama asatidz setiap pekan, dan menjadi agenda rutin Soerya Respationo. Pertemuan itu merupakan aktivitas pengajian dan mendengarkan nasihat/tausiyah dalam rangka menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.” ungkap Ustad Erwin Abu Ghaza.(EEMM)
