Home / Sumut / Dampak Corona, Harga Masker di Labuhanbatu Naik 300 Persen

Dampak Corona, Harga Masker di Labuhanbatu Naik 300 Persen

Teks foto: Masker Merk Sensi yang dijual disejumlah Apotik di Rantauprapat seharga Rp. 3.000,-/lembar.

Labuhanbatu, SB – Masker yang biasa digunakan masyarakat untuk mengantisipasi debu/asap kendaraan ketika bepergian, kini nyaris langka keberadaannya di Kabupaten Labuhanbatu. Kendati ditemukan disejumlah apotik, saat sekarang telah memiliki banderol dengan tawaran harga yang naik sekitar 300 persen dari biasanya.

“Harganya Rp. 3.000,-/lembarnya bang, kalau beli sekotak gak ada, karena stok sedang kosong,” ujar seorang pelayan Apotik Batam Jaya, yang berlokasi di bilangan Jalan Urip Sumodiharjo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu- Sumatera Utara, Senin (17/2).

Berbeda dengan situasi di Apotik Matahari yang beralamat di Jalan K.H Ahmad Dahlan (masih diseputaran Kota Rantauprapat). Toko obat itu tidak menjajakan masker bermodel biasa (merk Sensi), namun menyediakan masker merk ‘SKRINEER MASKER EARLOOP’ yang ditarif Rp. 4.000,-/lembar yang dikemas sebanyak 5 masker setiap bungkusnya.

“Ini yang tahun tinggi punya, modelnya lebih keren, harganya Rp.4.000,-/masker, isinya 5. Kalau mau banyak ada tuh 30 bungkus lagi stok kita lo,” ujar Koko pemilik toko obat dengan logat mandarinnya.

Demikian pula kondisi harga satuan masker di Apotik Sumatera, yang berada di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, juga mengalami kekosongan stok. Di apotik tersebut hanya menjual masker dalam bentuk eceran senilai Rp. 3.000,-/lembar.

“Duh, biasanya sekotak isi 50 haganya hanya Rp. 25 ribuan, tapi sekarang sudah mencapai hampir Rp. 200.000,-/kotaknya. Ini akibat wabah Virus Corona itu mungkin ya,” keluh seorang pembeli di apotik tersebut.

Namun, masyarakat Labuhanbatu masih boleh bersyukur karena stok masker di RSUD Rantauprapat terbilang dalam kondisi aman dan terkendali, sehingga tidak menjadi kendala terhadap dokter dan juru rawat ketika melayani pasien di lingkungan rumah sakit setempat.

“Tidak ada pengaruh di rumah sakit, setiap bulannya masker digunakan lebih kurang sekitar 300 kotak. Itu bukan hanya untuk pasien dan perawat saja, juga dibagikan kepada keluarga pasien agar melindungi penularan. Mengenai stoknya masih ada, cukuplah,” ucap Dony Simamora S.Kep, Ners, Humas RSUD Rantauprapat, melalui panggilan telepon.

Melihat kondisi ini, diharapkan Pemkab Labuhanbatu dan pihak Kepolisian agar segera melakukan antisipasi terhadap habisnya stok masker disejumlah Apotik. Serta dapat melakukan sidak kesejumlah toko obat yang ada di pusat Kota Rantauprapat, sebagai konsep pengawasan terkait adanya dugaan spekulasi pedagang dengan melakukan penimbunan.

( Bede | SB )

Tinggalkan Balasan