Home / Tanjungpinang / Dinas Kesehatan Kepri Gelar Pengukuran Kebugaran Jasmani Calon Jemaah Haji

Dinas Kesehatan Kepri Gelar Pengukuran Kebugaran Jasmani Calon Jemaah Haji

Para Calon Jemaah haji sedang melakukan pengukuran kebugaran fisik

Tanjungpinang, SB – Menunaikan ibadah haji merupakan merupakan salah satu rukun Islam dan semua umat Islam berkeinginan untuk dapat menunaikannya. Ibadah haji membutuhkan kesiapan fisik yang prima, karena mengandung aktifitas fisik yang lebih berat dari kegiatan sehari-hari. Selain itu, kondisi iklim negara Indonesia berbeda dengan negara Arab Saudi sehingga para calon Jemaah Haji diwajibkan menjaga kebugaran fisik sejak jauh hari dengan melakukan aktifitas olahraga secara rutin. Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melaksakan pengukuran kebugaran jasmani para calon jemaah haji, demikian dikatakan kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Dr. H Tjetjep Yudiana M, Kes) beberapa waktu yang lalu.

Tjetjep menambahkan, Kegiatan pengukuran kebugaran jasmani calon jemah haji (CJH) dilaksanakan di 2 kota yaitu kota Batam pada tanggal 17 November 2018 dengan jumlah CJH sebanyak 122 calon Jemaah haji dan di kota Tanjungpinang pada tanggal 24 November 2018 dengan jumlah CJH sebanyak 173 calon Jemaah haji.

“Sebelum dilaksanakan pengukuran kebugaran, CJH diminta untuk mengisi Par Q Test (Physical aktivity readiness Questionnaire) sebagai upaya screening awal apakah peserta layak atau tidak mengikuti pengukuran kebugaran dengan metode rockport. Selain itu, CJH juga diukur tekanan darah, dan denyut nadi selanjutnya dilaksanakan tes kebugaran dengan metode pengukuran tingkat kebugaran jemaah haji dapat menggunakan metode rockport atau metode jalan enam menit,” ungkap Tjetjep.

para calon jemaah haji sedang didata

Lebih lanjut Tjetjep mengatakan, Berdasarkan hasil perhitungan kebugaran tersebut, didapatkan kategori tingkat kebugaran dari calon jemaah haji adalah sebanyak 21 orang kategori kurang sekali, 74 orang kategori kurang, 112 orang kategori cukup, 75 orang kategori baik, dan 5 orang kategori baik sekali dan ada 8 orang termasuk dalam kategori gagal dikarenakan tidak mampu menyelesaikan metode pengukuran kebugaran. Setelah diketahui tingkat kebugarannya, setiap CJH diberikan informasi tentang program latihan fisik yang dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat kebugaran pada pengukuran tingkat kebugaran selanjutnya. Setelah rentang waktu antara pengukuran tingkat kebuagaran pertama dan kedua, CJH dapat melakukan program latihan pembiasaan diri dengan melaksanakan aktifitas fisik sehari-hari, dilanjutkan dengan melakukan latihan fisik sesuai dengan hasil pengukuran kebugaran jasmani, pungkasnya. (Red/Hms)

Tinggalkan Balasan